PERAN ORANG TUA DAN GURU DALAM MENGAWASI PENGGUNAAN ICT BAGI PESERTA DIDIK PADA MASA PANDEMI COVID-19

Rizky Maulida1, Ferliana Maysaroh2, Sabila Istiqlal Donesia3, Aisyah Nuril Kamilah4, Septa Wildana Rizqi5

Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

e-mail:   rizkymaulida2017@gmail.com, 2ferlianamaysaroh21@gmail.com, 3sabilaistiqladdonesia@gmail.com, 4aisyahnurilk25@gmail.com, 5m4zz.wildan@gmail.com


Abstrack: With the outbreak of Covid-19, it is a new challenge for the world of education. In order to break the chain of spreading Covid-19, the government has shifted teaching and learning activities from face-to-face learning to an online learning system that is carried out from their respective homes. Learning during the Covid-19 pandemic, apart from being a challenge for the world of education, also requires all parties, from teachers, students and parents to apply the use of information and communication technology as a medium of learning. Teaching and learning activities during this pandemic have also created a new sense of empathy from parents and teachers, because here parents play a role in supporting their children's education and parents also understand how difficult a teacher's job is in teaching and guiding their children. In addition, teachers can understand the important role of parents in the success of their children's education. But it needs to be remembered again, that the role of parents and teachers is also very important in monitoring the use of ICT on their children. Without direct supervision and guidance from parents, it could be a bad influence on students. Due to the increasingly rapid development of technology and information in this global era, a lot of youth and underage students abuse the use of technology in various ways that are not educative. This article explains the role of parents and the role of teachers in supervising their children and students in the use of technology as a learning medium during the Covid-19 pandemic, so that they continue to use and utilize technology as a medium of learning and information services as good as possible.

Keywords: ICT; Students; Teachers; Parents

Abstrak: Dengan mewabahnya Covid-19, menjadi salah satu tantangan baru bagi dunia pendidikan. Guna memutus mata rantai penyebaran Covid-19, pemerintah mengalihkan kegiatan belajar mengajar dari pembelajaran secara tatap muka menjadi sistem pembelajaran secara online (daring) yang dilaksanakan  dari rumah masing-masing.  Pembelajaran di masa pandemi Covid-19 selain menjadi tantangan bagi dunia pendidikan, juga menuntut semua pihak mulai dari guru, siswa maupun orang tua untuk menerapkan penggunaan teknologi informasi dan komunkasi sebagai media pembelajaran. Kegiatan belajar mengajar di masa pandemi ini juga telah menciptakan rasa empati baru dari orang tua maupun guru, karena disini orang tua ikut berperan untuk mendukung pendidikan anaknya dan para orang tua juga mengerti betapa sulitnya tugas seorang guru dalam mengajar dan membimbing anaknya. Selain itu, guru bisa mengerti pentingnya peran orang tua dalam menyukseskan pendidikan anaknya. Tetapi perlu diingat kembali, bahwa peran orang tua dan guru juga sangat penting dalam pengawasan penggunaan ICT terhadap anaknya.  Tanpa adanya pengawasan dan bimbingan langsung dari orang tua, bisa saja menjadikan pengaruh yang buruk bagi siswa.  Karena semakin pesatnya teknologi dan informasi di era global ini, banyak sekali para pemuda dan pelajar yang masih di bawah umur  menyalahgunakan penggunaan teknologi dalam berbagai hal yang kurang mendidik. Artikel ini menjelaskan peran orang tua dan peran guru untuk mengawasi anak dan muridnya dalam penggunaan teknologi sebagai media pembelajaran di masa pandemi Covid-19, sehingga mereka tetap menggunakan dan memanfaatkan  teknologi sebagai media pembelajaran dan layanan informasi dengan sebaik mungkin.

Kata kunci: ICT; Peserta Didik; Guru; Orang Tua


Pendahuluan

Pesatnya perkembangan TI khususnya internet, memungkinkan juga berkembangnya layanan informasi yang lebih baik lagi dalam suatu intitusi pemerintahan maupun pada intitusi pendidikan. Media pembelajaran merupakan alat bantu bagi proses belajar mengajar antara guru dan siswanya, itu sebabnya media pembelajaran memegang peranan penting dalam kelangsungan proses belajar mengajar baik itu pembelajaran formal maupun non-formal. Ada banyak macam media pembelajaran yang dapat digunakan oleh tenaga pendidik dalam menyampaikan materi pembelajarannya, semua disesuaikan dengan kapasitas dan kemampuan dari tenaga pengajar itu sendiri dalam penggunaannya.

Dampak dari mewabahnya Covid-19 kini juga telah dirasakan oleh dunia pendidikan. UNESCO menyebut hampir jutaan siswa di seluruh dunia terganggu kegiatan sekolahnya dan terancam hak-hak pendidikan mereka di masa depan.  Presiden Jokowi Dodo sudah menghimbau untuk bekerja, belajar dan beribadah dari rumah semasa pandemi Covid-19 ini. Pemerintah juga memutuskan untuk membatalkan Ujian Nasional 2020. 

Implementasi kurikulum pada masa pandemi Covid-19 ini bisa dikatakan tidak ada kurikulumnya, saat ini kita sedang menggunakan pendekatan rekonstruksi sosial yang berfokus pada kondisi sosial yang diharapkan dan juga kondisi sosial yang sedang di alami sekarang.  Juga pendekatan teknologi yang dimana memaksimalkan pembelajaran sehingga bisa efektif efisien dengan sistem pembelajaran saat ini semua menggunakan teknologi yang ada. Misalnya kondisi sekarang akibat merebaknya Covid-19 pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan menghimbau untuk semua sistem belajar di alihkan menjadi daring. Itu juga didukung dengan dikeluarkannya Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19).

Tapi memang kalau kita baca atau lihat  Surat Edaran dari Kemendikbud Nomor 4 Tahun 2020, bahwa proses pembelajaran dari rumah itu lebih ke arah bagaimana  memaknai proses pendidikan atau proses pembelajaran itu sendiri. Jadi, tidak ditarget kuriulum atau target untuk memperoleh skor tertentu ataupun target untuk konten-konten pembelajaran. Tapi sebenarnya ini adalah situasi tertentu yang mau tidak mau harus dilakukan sistem atau cara seperti itu sehingga kemudian menghimbau partisipasi baik dari orang tua yang mendampingi anaknya belajar, guru yang memberikan materi maupun siswa yang menjalani. Selama mungkin pendidika selalu diserahkan kepada guru atau kepada sekolah. Dengan adanya kondisi saat ini merupakan saat yang tepat bagaimana ada peran serta orang tua juga peran serta dari anggota-anggota keluarga yang lain.


Pembahasan

1. Peran Orang Tua

Sebagai bagian dari upaya pencegahan penyabaran Covid-19, pemerintah telah mengalihkan proses pembelajaran dari tatap muka (face to face) secara online atau daring. Sebagai orang tua, dapatkan kita membayangkan proses pembelajaran yang dapat berlangsung? Tentu ini menjadi persoalan besar bagi sebagian orang tua siswa, apalagi proses belajar dari rumah dianggap tidak belajar atau tidak bersekolah. Seperti yang disebutkan oleh Fadillah bahwa lingkungan keluarga merupakan lingkungan awal bagi seorang anak, segala tingkah laku maupun perkembangan yang muncul pada diri anak akan mencontoh kedua orang tuanya.  Jangan sampai orang tua lengah, lalai, apalagi tidak peduli terhadap proses pendidikan anak. Jika itu yang dilakukan, maka sama saja mengorbankan masa depan anak didik.  Orang tua dalam menjalankan perannya dalam pendidikan, perlu dengan terus menurut mendorong, membimbing, dan memfasilitasi demi tercapainya pendidikan anak yang baik. 

Orang tua merupakan penanggung jawab utama dalam pendidikan anaknya. Dimanatun anak menajalani pendidikan, baik di lembaga formal maupun informal orang tua tetap harus berperang dalam proses pendidikan anak.  Keterlibatan orang tua sangat penting bagi anak untuk mendukung prestasinya di sekolah. Beberapa orang tua mungkin berpikir bahwa itu adalah peran seorang guru untuk mengajar, bukan peran mereka sebagai orang tuanya. Tetapi dalam kondiis saat ini masyarakat bisa menyadari bahwa memberikan pendidikan yang terbaik kepada anak-anaknya meruapakn hal terpenting untuk masa depan anaknya. Untuk itu peran orang tua memegang peranan paling penting dalam mendampingi dan membimbing anaknya pada saat pembelajaran daring ini. 

Melihat dari kondisi sekarang ini, diharapkan dapat dipahami bersama pentingnya pendidikan yang diawali dari lingkungan keluarga sebagai tempat pertama dalam pembentukam karekter anak.  Oleh sebab itu, dengan kondisi seperti ini orang tua harus berperan dalam proses pendidikan anaknya. Yang harus dilakukan orang tua, yaitu:

1) Orang tua harus mempelajari dan megusai IT. Pembelajaran secara daring mengharuskan orang tua untuk menggunakan teknologi.  Misalnya yang terkait dengan media sosial, seperti whatsapp, facebook, telegram, dan-lain-lain. Sebab media ini lah yang akan digunakam sebagai sarana pembelajaran online.

2) Memperkuat koordinasi dengan guru dan pihak sekolah. Orang tua harus punya kontak guru atau sekolah. Hal ini digunakan untuk memantau pembelajaran yang dilakukan oleh sekolah. Orang tua harus mempunyai jadwal pembelajaran online yang dimiliki sekolah, semua ini dilakukan untuk memastikan proses pembelajaran tetap berlangsung dan dilakukan oleh guru dan sekolah. Selain berkomunikasi tentang pembelajaran dengan sekolah, juga bisa berkomunikasi mengenai hal-hal yang harus dilakukan oleh sekolah. Bisa dengan memberikan saran dan kritik supaya pembelajaran yang dilakukan berjalan baik

3) Waktu untuk pendampingan.  Bagi orang tua yang sibuk bekerja ini menjadi permasalahan tersendiri. Selama pembelajaran jarak jauh (daring) jika orang tua bekerja, usahakan ada orang yang mendampingi di rumah, bisa dari Saudara terdekat, usahakan yang sudah dewasa.

Selama pendampingan yang harus dilakukan orang tua, yaitu:

1) Memantau semua kegiatan belajar anak di rumah.

2) Orang tua selalu memberi motivasi anak-anaknya bahwa belajar di rumah sama baiknya dengan belajar di sekolah. Perlu adanya motivasi karena anak-anak cenderung malas saat belajar di rumah, berbeda dengan di sekolah.

3) Jangan langsung memberi jawaban soal kepada anak-anak. Biarkan mereka mengerjakan secara mandiri. Orang tua hanya mencek saja, jika ada kekurangan maka ditunjukkan kurangnya di mana, sehingga anak nanti bisa mencari sendiri melalui referensi yang sudah ada.

4) Meminta anak-anak untuk segera menyelesaikan tugas- tugas yang diberikan guru. Jika anak-anak menunda dalam mengerkan tugas, maka tugasnya akan semakin menumpuk. Nanti bedampak kepada anak, sehingga dia malas mengerjakannya.

5) Memberi penjelasan kepada anak untuk menggunakan gadget dan internet dengan baik, supaya tidak memberikan dampak negatif kepada anak-anak.

6) Membatasi penggunaan gadget terhadap anak. Orang tua harus membatasi penggunaan gadget bagi anaknya, misalnya diperbolehkan untuk memakai atau menggunakan gadget pada saat pembelajaran daring berlangsung atau pada saat ingin mencari sumber (buku online) untuk menambah referensi tugasnya, tentunya tetap harus dalam pengawasan orang tua. 


2. Peran  Guru

Dalam proses pembelajaran jarak jauh (daring) seperti sekarang ini, teknologi merupakan bagian penting yang dapat membantu proses pendidikan. Media pembelajaran yang digunakan bisa melalui e-learnig, whatsapp, telegram, zoom, dan lain-lain.  Proses pola belajar dan menagajar tentu tidak akan pernah lepas dari peran guru, terlebih perubahan ke pola pembelajaran secara daring.  Proses pembelajaran secara daring juga telah menciptakan empati atau perhatian baru dari orang tua maupun guru, guru menyadari pentingnya peran orang tua untuk menyukseskan pendidikan anak dan orang tua juga sadar bahwa tugas guru dalam mengajar anaknya tidaklah mudah. 

Dari pemaparan Nadiem Makarim bahwa Kemendikbud sedang melakukan eksperimen yang belum ada, contohnya pembelajaran melalui media TV bagi yang tidak mempunyai koneksi dan daerah-daerah tertinggal.  Kemendikbud tetap harus memberikan konektifitas di semua pelosok Indonesia, karena di mana masyarakat yang tidak mempunyai ekonomi yang memadai dan tidak mempunyai sumber daya, satu satunya elemen pemerataan yang bisa dilakukan oleh Kemendikbud adalah menggunakan teknologi, sehingga Kemendikbud tetap harus memprioritaskan konektifitas internet bagi seluruh sekolah di Indonesia. Karena dengan adanya teknologi dan konektifitas internet yang baik dapat memudahkan siswa-siswi untuk mempelajari banyak hal dan juga dengan kecanggihna teknologi dapat mempermudah masyarakat untuk terus melakukan kegiatan sehari-hari. Dalam hal ini sangat dibutuhkan kerja sama, saling bahu-membahu dan itu bukan hanya untuk Kemendikbud, tetapi berbagai macam kementrian lainnya baik keuangan, PUPN, menteri komunikasi dan informasi untuk bisa memastikan konektifitas ini merata di seluruh Indonesia.

Saat ini peran guru sangatlah penting untuk terus melangsungkan pendidikan kepada generasi muda calon penerus bangsa yang membutuhkan pendidikan, meskipun dalam situasi dan kondisi saat ini. Apalagi pembelajaran saat ini menggunakan media teknologi, tentu guru juga harus memperhatikan siswanya dalam menggunakan media teknologi agar tidak disalah gunakan. 

Penggunaan teknologi yang baik dapat memberikan dampak positif bagi penggunanya, tetapi di sisi lain penggunaan media teknologi ini membawa pengaruh negatif bagi peserta didik, perkembangan teknologi menjadi sebuah ancaman bagi anak-anak bila tidak digunakan dengan sebaik mungkin. Karena di era digital saat ini banyak sekali siswa-siswi yang menyalahgunakan penggunakan media teknologi, hingga mereka mengalamai kecanduan menggunakan media teknologi dengan memainkan game online contohnya. Dengan adanya permasalah ini maka peran guru juga penting, peran guru untuk  menghadapi dan bisa menyadarkan peserta didiknya supaya menggunakan teknologi dengan baik, diantaranya:

1) Guru harus bisa menanamkan nilai-nilai moral dan norma dalam memanfaatkan media teknologi, guru harus bisa mencipatakan suasana kelas yang nyaman meskipun pembelajaran saat ini dilakukan secara daring bukan tidak mungkin guru hanya memberi tugas tanpa mengadakan pertemuan online dan menjelaskan beberapa materi, maka dari itu guru tetap bisa membuat suasana kelas terasa nyaman.

2) Guru sebagai teladan yang baik harus bisa memberi contoh kepada siswanya untuk tidak meminkan gadget selain pada waktu belajar. Guru memberi contoh kepada siswanya untuk menggunakan gadget pada saat jam belajar saja.

3) Guru sebaiknya membangun kerja sama dengan orang tua siswa,  karena pada saat ini peserta didik belajar daring di rumah masing-masing. Untuk itu orang tua juga harus memperhatikan buah hatinya dalam penggunaan media teknologi. Hubungan kerja sama ini dibangun dengan cara saling menginformasikan bagaimana kondisi peserta didik mulai dari orang tua kepada guru ataupun sebaliknya. Maka dari itu, guru dapat mengetahui bagaimana keadaan lingkungan sekitar tempat muridnya tinggal, demikian juga sebagai orang tua bisa mengetahui seperti apa kesulitan-kesulitan yang dihadapi buah hatinya selama di sekolah.

4) Guru juga membangun hubungan kerja sama dengan masyarakat. Tidak hanya sekedar membangun hubungan kerja sama antara guru dan orang tua tapi sebagai pendidik juga harus membangun kerja sama dengan masyarakat. Hal ini dilakukan dengan menjalin relasi dengan masyarakat sekitar guna membentuk proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik, karena lingkungan masyarakat juga menjadi pengaruh berlangsungnya pembelajaran daring ini.

5) Sebagai guru sebaiknya memberikan informasi mengenai dampak negatif dalam penggunaan gadget jika dilakukan secara terus menerus. Disini guru memberikan pengetahuan tentang bahaya penggunaan gadget pada anak jika digunakan terlalu lama. Dalam hal in guru juga seorang motivator sehingga harus mampu memotivasi siswanya untuk menggunakan gadget pada waktu belajar dan memberikan batasan waktu dalam penggunaannya.

6) Kemudian sebagai seorang guru, juga harus mengetahui bagaimana dirinya memberikan tugas yang kiranya tugas tersebut tidak hanya berpaku pada alat teknologi. Contoh guru memberikan tugas secara manual baik menyuruh siswa mengerjakan tugas sesuai dengan buku pegangan siswa atau LKS dan menyuruh siswa untuk mencari jawaban di dalam buku. Dari situ siswa tidak hanya terpaku pada gadget saja tetapi siswa juga menggunakan buku sebagai sumber belajar. Jadi, cara ini akan meminimalisir siswa dalam penggunaan gadget di saat pembelajaran daring.


3. Dampak Gadget bagi Anak

Penggunaan gadget akan memberikan dampak positif kepada anak jika digunakan secara benar, diantaranya:

1) Gadget dapat digunakan untuk belajar.  Bayak aplikasi online yang dapat diunduh  atau diakses oleh siswa untuk penunjang pembelajaran jarak jauh.

2) Untuk mengembangkan minat anak. Minak anak bermacam-macam, bisa minat musik, minat seni, minat tulis-menulis, dan lain lain. Gadget sendiri dapat menyediakan sumber-sumber dari minat-minat yang digemari anak. 

3) Gadget di dalam konteks pendidikan, penggunaan Gadget secara benar dapat berdampak kepada peningkatan prestasi belajar siswa.  Gadget sendiri juga bertujuan untuk memberikan hiburan yang membuat anak merasa bahagia, dan akhirnya dia juga akan bisa memiliki ketahanan tubuh yang baik .

Sebaliknya, jika gadget digunakan tidak dengan baik dan benar, maka akan memberikan dampak negatif bagi anak, diantaranya:

1) Interaksi sosial anak akan berkurang, hal ini akan membuat anak enggan berinteraksi atau bersosialisasi dengan orang lain atau dengan lingkungannya. Sehingga anak kehilanagan kemampuan untuk berbaur dengan masyarakat dan cenderung lebih nyaman dengan kehidupan online.  

2) Menyebabkan perilaku anak kurang baik , apabila dalam penggunaannya tidak ada pengawasan yang tepat dari orang tua. 

3) Mengurangnya kinerja anak, berkurangnya perhatian terhadap pembelajaran di sekolah, serta bisa melemahkan mental dan spiritual. Semakin banyak waktu yang digunakan anak dalam menggunakan gadget, maka akan menimbulkan rasa malas dan enggan untuk beraktivitas, seperti misalnya untuk makan, shalat, dan rutinutas yang lainnya.

4) Karena anak enggan untuk beraktivitas, maka hal ini akan mengakibatkan atau mempengaruhi perkembangan motorik anak, sehingga aktivitas fisik mereka akan berkurang dan jika hal ini terus terjadi maka anak bisa mengalami obesitas atau kegemukan karena kurang gerak.

5) Anak juga  mungkin mengalami gangguan pemusatan perhatian.


Kesimpulan

Pesatnya perkembangan TI khususnya internet, memungkinkan berkembangnya layanan informasi yang lebih baik lagi dalam suatu intitusi pemerintahan maupun pada intitusi pendidikan. Bisa dikatakan saat ini kita sedang menggunakan pendekatan rekonstruksi sosial yang berfokus pada kondisi sosial yang diharapkan dan juga kondisi sosial yang sedang di alami sekarang. Juga pendekatan teknologi yang dimana memaksimalkan pembelajaran sehingga dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Sebagai bagian dari upaya pencegahan penyabaran Covid-19, pemerintah telah mengalihkan proses pembelajaran dari tatap muka (face to face) secara online atau daring. 

Peran orang tua dan guru disini sangatlah penting untuk mendukung proses belajar anak dirumah. Kenapa? Karena selama masa pandemi Covid-19 ini anak banyak sekali menghabiskan waktunya di rumah, orang tua haruslah mendampingi anaknya dalam proses belajar juga menjadi teman belajar untuk anaknya. Perlu ada kekompakkan antara orang tua dan anaknya, sebisa mungkin orang tua menyempatkan waktunya untuk menemani anaknya belajar disela-sela kesibukannya. Seorang anak cenderung cepat bosan dan  mudah lelah jadi orang tua harus mencari solusi bagaimana agar bisa mendampingi anaknya belajar, supaya anak tersebut tidak mudah bosan. Misalnya orang tua mendampingi belajar anaknya sambil bermain di halaman rumah, menghirup udara segar di halaman. Atau jika anak diberikan tugas matematika menghuting orang tua bisa mengajarkan anaknya untuk berhitung dengan menggunakan dedaunan, ranting atau batu-batu kerikil. Usahakan untuk pemakaian teknologi informasi itu dikurangi dengan cara orang tua menjadwalkan kepada anak boleh bermain gadget berapa lama atau orang tua yang mengkoordinir pemegangan gadget tersebut. Jika ada tugas maka orang tua harus memberitahukan dan mengingatkan supaya anak segera mengerjakan tugas tersebut, kemudian mendampingi anak untuk mengerjakannya. Mendampingi bukan berarti mengambil alih tugas anak untuk dikerjakan oleh orang tua, itu akan membuat anak manja dan juga malas, karena merasa tugas yang ada akan dikerjakan oleh orang tua tidak perlu ia kerjakan. 

Kemudian peran guru untuk mendukung proses belajar anak di rumah dengan teknologi internet, usahakan memberikan tugas jangan memberatkan kepada muridnya. Sekarang banyak guru memberikan tugas yang banyak dengan aplikasi-aplikasi yang berbeda kepada muridnya. Atau ada juga guru yang selalu saja memberikan tugas kepada muridnya, tanpa diberi penjelasan atau tanpa muncul batang hidungnya. Di tengah pandemi Covid-19 ini tidak semua murid dapat menjangkau akses belajar, bahkan mungkin ada juga guru yang masih belum paham bagaimana memberikan tugas menggunakan aplikasi atau web kepada muridnya. Guru sebaiknya memberikan tugas-tugas yang wajar kepada muridnya, jika murid-murid SD misalnya diberikan tugas yang sulit, bukan hanya muridnya yang pusing dan bingung mengerjakan tugas tersebut melainkan orang tuanya juga pusing karena anak merasa enggan untuk mengerjakan tugas yang sulit untuk dipahaminya. Guru sebaiknya memberikan permakluman atau tugas yang ringan-ringan saja, jika ada tugas yang agak rumit sebaiknya guru menjelaskan bagaiamana proses pengerjaan soal atau tugas tersebut. 


  Televisi Edukasi News. "Pembelajaran Di Masa Pandemi Covid 19 Adalah Tantangan." Diakses pada 4 November 2020. https://youtu.be/1qhvi2KrOcQ

  KEMENDIKBUD RI, "7 Tips Mengajar dari Mas Menteri (Hardiknas 2020).” Diakses pada 4 November 2020. https://youtu.be/GS7k6eR1QIs

  Muhammad Fadillah, Desain Pembelajaran Paud, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), hal. 35 

  1Novrinda, Nina Kurniah, dan Yulidesni. “Perang Orang Tua dalam Pendidikan Anak Usia Dini Ditinjau dari Latar Belakang Pendidikan.” jurnal Potensia. Vol. 2 No. 1. 2017. hal. 41

  1Munirwan Umar. “Peranan Orang Tua dalam Peningkatan Prestasi Belajar Anak.” Jurnal Ilmiah Edukasi. Vol. 1 No. 1. 2015. Hal. 20-21

  1Tsaniya Zahra Yuthika Wardhani, Hetty Krisnani, ” Optimalisasi Peran Pengawasan Orang Tua dala  Pelaksanaan Sekolah Online di Masa-masa Pandemi Covid-19”. Jurnal Prosiding Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat. Vol 7, No. 1. 2020, hal. 49.

  Ni Komang Suni Astini. “Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Pembelajaran Tingkat Sekolah Dasar pada Masa Pandemi Covid-19.” Jurnal Lampuhyang. Vol. 11 No.2. 2020. 22

  2Abdul Latip, “Peranan Literasi Teknologi Informasi dan Komunikasi pada Pembelajaran Jarak Jauh di Masa Pandemi Covid-19”. Jurnal Edukasi dan Teknologi Pembelajaran. Vol. 1, No. 2. 2020, hal. 110

  1Poncojaro Wahyono, Husamah, dan Anton Setia Budi. “Guru Professional di Masa Pandemi COVID-19: Review Implementasi, Tantangan, dan Solusi Pembelajaran Daring.” Jurnal Pendidikan Profesi Guru. Vol.1. No.1. 2020. hal 52

  1Tesa Alia, “Pendampingan Orang Tua pada Anak Usia Dini dalam Penggunaan Teknologi Digital”. A Journal of Language, Literature, Culture, and Education POLYGLOT  Vol.14 No.1. 2018. hal. 67

  1Fahdian Rahmandani, “ Analisis Dampak Penggunaan Gadget (Smarthphone) Terhadap Kepribadian Dan Karakter (KEKAR) Peserta Didik,” Jurnal Civic Hukum. Vol. 3 No. 1. 2018. hal.40 

  1Basillius Werang, “Pengaruh Penggunaan Handphone terhadap Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Siswa”. Jurnal Magistra. Vol. 6. No. 1. 2019. Hal. 43.

  Adek Diah Saputri dan Diah Ayuning Pambudi, “Dampak Penggunaan Gadget Terhadap Kemampuan Interaksi Sosial Anak Usia Dini,”  Jurnal UIN Suka. Vol. 3. hal.269

  1I Gede Ratnaya, “Dampak Negatif Perkembangan Teknologi Informatika dan Komunikasi dan Cara Antisipasinya”. Jurnal JPTK UNDIKSHA, Vol. 8 No. 1. 2011,  hal. 23.

  2Ika Rizki Ramadhani, Irfai Fathurohman, dan Much. Arsyad Fardani. “Efek Penggunaan Smartphone Berkelanjutan pada Masa Pandemi Covid-19 terhadap Perilaku Anak.” Jurnal Amal Pendidikan. Vol. 1 No 2. 2020. hal. 97



Daftar Pustaka

Astini, Ni Komang Suni. Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Pembelajaran Tingkat Sekolah Dasar pada Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Lampuhyang. Vol. 11 No.2. 2020, 22

Fadillah, Muhammad. 2021. Desain Pembelajaran Paud. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Fahdian, Rahmandani. Tinus Agus, dan Ibrahim Mansur. Analisis Dampak Penggunaan Gadget (Smarthphone) Terhadap Kepribadian Dan Karakter (KEKAR) Peserta Didik. Jurnal Civic Hukum. Vol. 3 No. 1. 2018, 40

KEMENDIKBUD RI, "7 Tips Mengajar dari Mas Menteri (Hardiknas 2020).” Diakses pada 4 November 2020. https://youtu.be/GS7k6eR1QIs

Latip, Abdul. Peranan Literasi Teknologi Informasi dan Komunikasi pada Pembelajaran Jarak Jauh di Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Edukasi dan Teknologi Pembelajaran Vol. 1 No. 2. 2020, 110

Munir, Humaerah. Upaya Penanggulangan Dampak Negatif Teknologi Informasi dan Komunkasi pada Peserta Didik Kelas X MAN 2 Kota Parepare dalam Perspektif Pendidikan Islam. Jurnal Istiqra’. Vol. 7 No. 1. 2019, 2

Novrinda, Nina Kurniah, dan Yulidesni. 2017.  Peran Orang Tua dalam Pendidikan Anak Usia Dini Ditinjau dari Latar Belakang Pendidikan. jurnal Potensia. Vol. 2 No. 1. 2017, 41

Ramadhani, Ika Rizki. Irfai Fathurohman, dan Much. Arsyad Fardani. Efek Penggunaan Smartphone Berkelanjutan pada Masa Pandemi Covid-19 terhadap Perilaku Anak. Jurnal Amal Pendidikan. Vol. 1 No 2. 2020, 97

Ratnaya, I Gede. Dampak Negatif Perkembangan Teknologi Informatika dan Komunikasi dan Cara Antisipasinya. Jurnal JPTK UNDIKSHA, Vol. 8 No. 1. 2011, 23

Saputri, Adek Diah dan Diah Ayuning Pambudi, Dampak Penggunaan Gadget Terhadap Kemampuan Interaksi Sosial Anak Usia Dini. Jurnal Uin Suka. Vol. 3. 2018, 269

Setianingsih. Dampak Penggunaan Gadget Pada Anak Usia Prasekolah dapat Meningkatkan Resiko Gangguan Pemusatan Perhatian Dan Hiperaktivitas. Jurnal Gaster. Vol. 16 No. 2. 2018, 195

Televisi Edukasi News. "Pembelajaran Di Masa Pandemi Covid 19 Adalah Tantangan." Diakses pada 4 November 2020. https://youtu.be/1qhvi2KrOcQ

Alia, Tesa. Pendampingan Orang Tua pada Anak Usia Dini dalam Penggunaan Teknologi Digital. A Journal of Language, Literature, Culture, and Education POLYGLOT Vol.14 No. 1. 2018, 67

Umar, Munirwan. 2015. Peranan Orang Tua dalam Peningkatan Prestasi Belajar Anak. Jurnal Ilmiah Edukasi. Vol. 1 No. 1. 2015, 20-21

Wahyono, Poncojaro. Husamah, dan Anton Setia Budi. Guru Professional di Masa Pandemi COVID-19: Review Implementasi, Tantangan, dan Solusi Pembelajaran Daring. Jurnal Pendidikan Profesi Guru. Vol.1. No.1. 2020, 52

Wardhani, Tsaniya Zahra Yuthika. Dan Hetty Krisnani. Optimalisasi Peran Pengawasan Orang Tua dala  Pelaksanaan Sekolah Online di Masa-masa Pandemi Covid-19. Jurnal Prosiding Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat. Vol. 7 No. 1. 2020. 49

Werang, Basillius. Pengaruh Penggunaan Handphone terhadap Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Siswa. Jurnal Magistra. Vol. 6. No. 1. 2019, 43







Belum ada Komentar untuk "PERAN ORANG TUA DAN GURU DALAM MENGAWASI PENGGUNAAN ICT BAGI PESERTA DIDIK PADA MASA PANDEMI COVID-19"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel