PENTINGNYA LITERASI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PADA PEMBELAJARAN DARING DI MASA PANDEMI COVID-19

Muhammad Syifa’ Nurdi (19170024)

Program Studi Manajemen Pendidikan Islam

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Maulana Malik Ibrahim Malang

2020


Abstrak

Adanya pandemi virus covid-19 pada tahun ini mengharuskan semua jenjang Pendidikan melakukan kegiatan pembelajaran dalam jaringan dari rumah, dalam pelaksanaan pembelajaran daring ini, teknologi menjadi kunci yang dapat menjadi penghubung bagi siswa terhadap guru, materi, dan teman-teman sependidikannya. Sebenarnya dizaman yang serba digital ini, teknologi sudah berkembang sangat pesat. Hamper seluruh sektor kehidupan manusia saat ini, dibantu dengan teknologi. Namun demikian, kemajuan teknologi akan menjadi tidak termanfaatkan jika tidak dibarengi dengan pengguna teknologi yang melek teknologi. Literasi teknologi informasi dan komunikasi mencakup segala pengetahuan dan keterampilan dalam memanfaatkan sebuah teknologi. Kecanggihan sebuah teknologi yang dibarengi Literasi TIK yang tinggi memiliki peran penting dalam memperlancar pembelajaran dalam jaringan di masa pandemi ini. Kedua hal tersebut menjadikan pembelajaran daring lebih efektif, memperlancar komunikasi antara siswa dan pengajar, serta mendorong penggunaan teknologi yang positif yang mengedepankan etika sosial yang bertanggung jawab. Artikel ini membahas berbagai peran literasi teknologi informasi dan komunikasi guna menunjang pembelajaran daring salam masa pandemi covid-19 ini.

Kata Kunci: Literasi, TIK, Daring, Pandemi 



A. Pendahuluan

Adanya virus covid-19 pada tahun 2020 memberikan dampak yang luar biasa hampir pada semua bidang, salah satunya pada bidang pendidikan. Sesuai dengan instruksi pemerintah, semua jenjang Pendidikan wajib melaksanakan pembelajaran secara daring (dalam jaringan). Hal tersebut menjadi sebuah tantangan baru bagi dunia pendidikan. Semua pelaku Pendidikan, mulai dari siswa, pengajar, tenaga kependidikan, bahkan juga orangtua siswa harus mempersiapkan berbagai cara agar pembelajaran secara daring ini tetap terlaksana dan diterima dengan baik oleh seluruh siswa. Para pelaku bendidikan harus berpikir lebih keras demi menciptakan lingkungan pembelajaran dalam jaringan yang optimal. 

Pembelajaran jarak jauh merupakan sistem pembelajaran yang tidak berlangsung dalam satu ruangan dan tidak ada interaksi tatap muka secara langsung antara pengajar dan pembelajar.  Di era digital ini, sebenarnya teknologi sudah melekat pada diri masyarakat. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang pesat menghasilkan berbagai platform digital yang dapat menunjang pembelajaran dalam jaringan. Google Classroom, Ruangguru, Quipper, dan portal-portal E-learning yang dimiliki Lembaga Pendidikan merupakan contoh learning management system yang seringn digunakan. Selain itu aplikasi-aplikasi video conference seperti Zoom, Google Meet, Visco Webex juga dapat mendukung proses pembelajaran dalam jaringan. Bahkan Whatsapp dan Telegram yang umumnya digunakan sebagai alat komunikasi digital, sekarang juga dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran dalam jaringan.

Namun pada pelaksanaannya, pembelajaran secara daring pada masa pandemi ini memiliki beberapa hambatan dan tantangan. Selain karena keterbatasan sarana pendukung seperti gadget dan internet, kesiapan sumber daya manusia untuk melaksanakan pembelajaran dalam jaringan juga membuat pembelajaran daring menjadi kurang efektif. Kesiapan sumber daya manusia merupakan bagian penting dalam keberhasilan pelaksanaan pembelajaran jarak jauh, kesiapan ini berkaitan dengan kemampuan pengajar dan pembelajar dalam menggunakan serta mengelola segala sistem teknologi yang digunakan dalam proses pembelajaran jarak jauh. Kemampuan penggunaan dan pengelolaan sistem teknologi, informasi dan komunikasi ini sering disebut literasi teknologi, informasi dan komunikasi.  

Literasi teknologi informasi dan komunikasi menjadi faktor penting dalam pembelajaran dalam jaringan selama masa pandemi ini. Kompetensi dan literasi dalam menggunakan komputer dan berselancar di dunia maya menjadi keterampilan dasar yang dibutuhkan.  Literasi TIK dipengaruhi oleh tingkat generasi dan usia pengguna teknologi, generasi muda lebih mudah mengelola teknologi dibanding generasi orang tua. Menurut survei Survei Tingkat Literasi Mahasiswa Terhadap Media dari lnformasi yang di tulis oleh Lussy dan Evita.  Menyebutkan bahwa keterampilan mahasiswa terhadap literasi media tidak begitu mengkhawatirkan. Mereka sudah mempunyai kemampuan untuk mengakses, berpikir kritis untuk melihat dampak yang menyertai kehadiran sebuah media, sampai dengan mampu mengenali dan mengerti keakuratan sebuah informasi/berita (dengan melakukan kroscek dengan media lainnya). Pada konteks pelaksanaan pembelajaran dalam jaringan yang berlangsung, perbedaan generasi dan usia antara pengajar dan pembelajar bisa saja menjadi penghambat kelancaran pelaksanaan pembelajaran daring. Oleh karenanya, peningkatan dan standarisasi pengajar dan pembelajar dalam penguasaan teknologi informasi dan komunikasi perlu diupayakan oleh semua pihak yang terlibat dalam pembelajaran daring.

Berkaitan dengan standarisasi, International Technology Education Association (ITEA) merilis standar literasi teknologi yang meliputi berbagai kompetensi dan kemampuan pembelajar dari tingkat usia 2 sampai 12 tahun. Standar ini berkaitan dengan kompetensi TIK yang harus ditunjukkan oleh pembelajar dalam pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk mendukung proses pembelajaran. Pada bagian lain, International Society for Technology in Education (ISTE) juga merilis 7 aspek yang berkaitan dengan standar penguasaan teknologi yang harus dikuasai oleh pembelajar dalam menghadapi dunia digital. Standar kompetensi dan kemampuan TIK dari ITEA dan ISTE tersebut berkaitan erat dengan penggunaan teknologi dalam mendukung proses pembelajaran. Jika dikaitkan pada konteks pelaksanaan pembelajaran jarak jauh pada masa pandemi Covid-19 ini, standar literasi TIK yang dikembangkan oleh ITEA dan ISTE bisa menjadi rujukan bagi pengajar dan pembelajar dalam memanfaatkan teknologi untuk kelancaran pelaksanaan PJJ. Berdasarkan hal tersebut, maka pada artikel ini akan dipaparkan pentingnya keberadaan sistem teknologi dan literasi TIK dalam pembelajaran jarak jauh di masa pandemi Covid-19. Pembahasan pada artikel difokuskan pada penjelasan konsep PJJ dan penentu keberhasilan PJJ pada masa pandemi Covid-19, kriteria teknologi yang menunjang pelaksaan PJJ, dan pemaparan literasi TIK dari berbagai aspek.


B. Konsep Pembelajaran Dalam Jaringan di Masa Pandemi Covid-19

Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang menggunakan jaringan internet dengan aksesibilitas, konektivitas, fleksibilitas, dan kemampuan untuk memunculkan berbagai jenis interaksi pembelajaran.  Selain media penunjang pembelajaran, peran aktif dari siswa sangat di butuhkan dalam proses pembelajaran dalam jaringan ini. Prinsip kemandirian sangat dibutuhkan oleh siswa dalam menjalani proses pembelajaran dalam jaringan ini.  Prinsip kemandirian diwujudkan dengan adanya kurikulum atau program pendidikan yang dapat dipelajari secara mandiri (independent learning), belajar perorangan atau belajar kelompok.  Pengajar hanya sebagai fasilitator yang memberikan bantuan atau kemudahan kepada pembelajar untuk belajar, sehingga bantuan yang diberikan pengajar seminimal mungkin atau tidak dominan disesuaikan dengan keadaan pembelajar tersebut. 

Materi pembelajaran dalam proses pembelajaran dalam jaringan inipun dirancang agar siswa dapat belajar secara mandiri seperti disediakannya paket-paket pembelajaran yang dapat dipelajari sendiri, adanya program tutorial untuk memberikan bimbingan, dan rancangan ujian dengan pendekatan belajar tuntas (mastery learning). Peranan materi pembelajaran dalam proses pembelajaran jarak jauh sangat penting, maka perlu mengembangkan materi pembelajaran yang baik dalam kualitas dan kuantitasnya. Oleh karena itu sudah seharusnya dilakukan suatu kajian atau evaluasi terhadap materi pembelajaran sehingga mempunyai standar yang sama. Hasil kajian ini sebagai bahan masukan untuk perbaikan dalam pengembangan materi pembelajaran yang baru.


C. Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Dalam Pembelajaran Daring

Pelaksanaan pembelajaran dalam jaringan di masa pandemi covid-19 ini harus memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan dari pelaksanaan pembelajaran daring. Ada 3 faktor utama penentu keberhasilan pembelajaran dalam jaringan, yaitu pengajar, siswa dan media pembelajaran. Pengajar harus memiliki kemampuan dan keterampilan dalam menggunakan media penunjang pembelajaran, selain itu pengajar pun harus memiliki kreativitas dan pengalaman dalam melakukan serta mengemas interaksi virtual dengan para pembelajar.  Selanjutnya, faktor penentu keberhasilan pembelajaran jarak jauh lainnya adalah teknologi, teknologi merupakan media, alat dan sarana penunjang terjadinya proses interaksi antara pengajar dan pembelajar.

Semenatara itu pada faktor siswa, Dabbagh N (2007) (dalam Hasanah, dkk., 2020:3).  Menyebutkan bahwa dalam pembelajaran daring ini, siswa harus berkompeten dalam 5 hal berikut:

1. Spirit Belajar: Mahasiswa pada pembelajaran harus mempunyai semangat yang tinggi atau kuat guna pembelajaran mandiri. Pada pembelajaran daring mahasiswa sendirilah yang menentukan kriteria ketuntasan belajar dan pemahaman materi. Mahasiswa dibebankan untuk mandiri serta pengetahuan ditemukan sendiri. Kemandirian belajar mahasiswa menyebabkan perbedaan keberhasilan yang berbeda-beda.

2. Literacy terhadap Teknologi: Disamping kemandirian terhadap belajar, pemahaman siswa tentang pemakaian teknologi pada pembelajaran online merupakan keberhasilan dari pembelajaran daring. Penguasaan serta pemahaman tentang teknologi yang akan digunakan untuk pembelajaran daring merupakan hal yang harus dilakukan siswa sebelum pembelajaran online. Alat yang sering digunakan sebagai pembelajaran daring adalah laptop serta telpon pintar ataupun gadget lainnya. Dengan perkembangan era 4.0 semakin banyak vitur-vitur atau aplikasi yang digunakan sebagai sarana pembelajaran online.

3. Kemampuan Berkomunikasi Intrapersonal: Kemampuan interpersonal serta kemampuan berkomunikasi merupakan suatu hal yang harus dikuasai mahasiswa agar berhasil dalam pembelajaran daring. Kemampuan interpersonal dibutuhkan untuk terjalinnya interakssi serta hubungan antar mahasiswa lainnya. Sebagai makhluk sosial tetap membutuhkan interaksi dengan orang lain meskipun pembelajaran online dilaksanakan secara mmandiri. Oleh sebab itu tetap harus dilatih kemampuan interpersonal dan kemampuan komunikasi dalam kehidupan bermasyarakat.

4. Berkolaborasi: Memahami dan memakai pembelajaran interaksi dan kolaborasi. Pembelajaran daring dilaksanakan sendiri oleh mahasiswa, oleh sebab itu mahasiswa harus bisa berinteraksi dengan mahasiswa lainnya ataupun dengan dosen pada forum yang sudah disiapkan. Diperlukannnya interaksi tersebut terutama pada saat mahasiswa mwngalami kesulitan memahami materi. Selain dari hal tersebut mahasiswa perlu menjaga interaksi untuk melatih jiwa sosial mereka. Supaya tidak terbentuk menjadi seorang yang sangat individualisme dan anti sosial yang di karenakan pembelajaran daring. Dengan adanya pemmbelaaran daring juga mahasiswa mampu memahami pembelajaran dengan kolaborasi. Mahasiswa akan dilatih agar mampu berkolaborasi baik dengan lingkungan sekitar atau dengan bermacam sistem yang mendukung pembelajaran daring.

5. Keterampilan untuk Belajar Mandiri: Kemampuan akan belajar mandiri merupakan karakteristik dari pembelajaran daring. Dalam pembelajaran daring sangat diperlukan untuk terampil belajar secara mandiri. Karena pada saat proses belajar, mahasiswa akan mencari, menemukan dan menyimpulkan yang telah dipelajari secara mandiri. 


D. Teknologi Informasi dan Komunikasi Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Daring

Teknologi informasi dan komunikasi merupakan salah satu hal yang memiliki peranan terpenting dalam membantu proses pembelajaran daring. Kemajuan teknologi memainkan peranan penting dalam pendidikan.  Teknologi dan media yang telah dirancang dan disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik sehingga membantunya meraih potensi tertinggi mereka, terlepas dari apapun kemampuan bawaan yang mereka bawa sejak lahir. Berkaitan dengan pembelajaran dalam jaringan Huang dkk. 2020 (dalam Abdul Latip 2020:110) membagi penerapan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran daring menjadi 5 bagian, yaitu:  

1. Penerapan teknologi informasi dan komunikasi harus menyediakan kemudahan dalam akses sumber daya pembelajaran pada sumber belajar.

2. Penerapan teknologi informasi dan komunikasi harus menghadirkan kesamaan kondisi pembelajaran virtual dengan lingkungan belajar yang tradisional (kelas tatap muka).

3. Penerapan teknologi informasi dan komunikasi harus menghadirkan system pembelajaran yang efektif dengan memanfaatkan dan menggunakan learning mangement system (LMS).

4. Penerapan teknologi informasi dan komunikasi harus memfasilitasi semua pengguna tanpa terbatas pada pengalaman menggunakan teknologi tersebut.

5. Penerapan teknologi informasi dan komunikasi harus mampu memfasilitasi interaksi antara pengajar dan pembelajar, khususnya ketika pembelajar mengalami kesulitan dan ingin bertanya kepada pengajarnya.

Kelima kriteria diatas mengindikasikan bahwa penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran daring perlu dirancang dengan memperhatikan berbagai aspek yang membuat pembelajaran menjadi optimal. Aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam penggunaan teknologi informasi dan komunikasi adalah berhubungan dengan pengguna, dalam hal ini pengajar, siswa, tenaga kependidikan, dan orang tua serta teknologi itu sendiri. Selan di dukung oleh teknologi yang mutakhir, para pengguna teknologi juga harus memiliki kemampuan dalam mengakses, menggunakan, dan mengelola setiap teknologi yang digunakan selama proses pembelajaran daring. Tanpa adanya kemampuan dari pengguna, secanggih apapun teknologinya, maka akan menjadi sia-sia. Oleh karena itu, literasi teknologi informasi dan komunikasi sangatlah berperan penting bagi para pengguna teknologi, guna menciptakan lingkungan pembelajaran daring berbasis teknologi yang baik.


E. Literasi Teknologi Informasi dan Komunikasi

Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) di Berlin tahun 2002 menghasilkan Buku Putih yang menyebutkan bahwa literasi abad ke 21 yang lebih dari sekedar literasi tradisional yang berbasis membaca, menulis, matematika dan ilmu pengetahuan.  Konsep baru literasi antara lain adalah literasi teknologi atau kemampuan untuk memanfaatkan media baru seperti internet untuk mengakses dan mengkomunikasikan informasi secara efektif. Literasi teknologi informasi dan komunikasi merupakan kemampuan menggunakan TIK untuk menemukan, menilai, menggunakan, membuat dan mengkomunikasikan informasi, dalam pelaksanaannya kemampuan-kemampuan tersebut membutuhkan kognitif dan keterampilan Teknik. 

 Christiany Juditha menjelaskan bahwa literasi TIK memiliki empat bagian yaitu literasi informasi, literasi komputer, literasi digital dan literasi internet. Literasi informasi adalah kemampuan mengakses, mengevaluasi, dan menggunakan informasi dari berbagai bentuk - buku, suratkabar, video, CD rom atau Web. Literasi komputer adalah kernampuan menggunakan komputer untuk memenuhi kebutuhan pribadi (Rhodes, 1986). Literasi Digital adalah kemm:npuan memahami dan menggunakan informasi dari berbagai sumber ketika disajikan melalui alat digital (Gilster, 1997). Literasi internet adalah kemampuan .menggunakan pengetahuan teoritis dan praktis mengenai interµet sebagai satu media komunikasi dan informasi retrieval (Doyle, 1996). 

Berdasarkan penjelasan mengenai bagian-bagian Literasi TIK tersebut, dapat disimpulkan bahwa, literasi TIK mencakup beberapa hal, yaitu; 1) pengetahuan dan keterampilan mengoperasikan perangkat teknologi, seperti komputer, laptop, smartphone, dan tablet; 2) keterampilan dalam mengolah informasi yang bersifat online, mulai dari mencari, mengolah, mengevaluasi, sampai mengkomunikasikan informasi; 3) keterampilan berkomunikasi secara online, baik secara lisan maupun tulisan.


F. Peran Literasi Teknologi Informasi dan Komunikasi ddalam Pembelajaran Daring

Pada proses pembelajaran jarak jauh, teknologi menjadi media pembelajaran utama yang bisa menghubungkan antara guru dan siswa serta materi-materi pembelajaran. Oleh karena itu pengetahuan dan kemampuan dalam mengoperasikan teknologi adalah hal yang paling dasar yang mendorong dalam menciptkan lingkungan pembelajaran dalam jaringan yang efektif. Literasi teknologi informasi dan komunikasi harus ditingkatkan untuk mencapai pembelajaran daring yang maksimal. Literasi dalam hal ini tidak hanya sekedar memiliki piranti lalu mampu mengakses (membaca) informasi dari piranti TIK. Namun literasi diartikan sebagai kemampuan untuk membaca (dengan komprehensif) serta menulis (menciptakan, mendesain, maupun memproduksi).  Dengan demikian dapat dikatakan bahwa literasi bergerak dari sekedar mengenali dan membandingka informasi ke tingkat yang lebih tinggi yakni kemampuan berpikir kritis secara implisit dalam mempertanyakan, menganalisa, mengevaluasi informasi tersebut kemudian mendesain, menciptakan dan membuat informasi baru dalam bentuk atau format yang berbeda. 

Abdul Latip secara terperinci menjabarkan berbagai peran literasi TIK dalam proses pembelajaran daring ini.  Yang pertama, Siswa yang memiliki literasi teknologi informasi dan komunikasi tinggi, memiliki banyak keunggulan dalam pembelajaran daring ini.  Salah satunya adalah kemudahan dalam mendapatkan sumber-sumber belajar sehingga mampu meningkatkan kompetensi dalam belajar.

Yang kedua, literasi teknologi informasi dan komunikasi sangat berperan dalam proses interaksi dan komunikasi selama pembelajaran daring. Pelajar dan pengajar memiliki literasi TIK akan menguasai segala teknologi Pendidikan yang digunakan. Jika antara pelajar dan pengajar sama-sama menguasai teknologi pembelajaran, mereka akan dengan mudah melakukan komunikasi dengan teknologi yang sedang digunakan, walaupun mereka berada di tempat yang berbeda. 

Yang ketiga, Literasi TIK juga memiliki peran dalam memudahkan akses informasi dan pengelolaan informasi yang mendukung pembelajaran daring selama masa pandemi Covid-19. Literasi TIK akan membantu siswa untuk mendapatkan segala informasi terkait pembelajaran yang ditempuh. Pada (ISTE) International Society for Technology in Education, dijelaskan bahwa kemampuan mencari informasi yang efektif dengan memilih kata kunci yang tepat menjadi literasi teknologi yang harus dikuasai oleh siswa.  Dalam hal ini literasi TIK sangat dibutuhkan oleh siswa. Selama ini dapat kita ketahui dunia internet berisi berbagai macam konten yang positif maupun negative.  Dengan literasi TIK, siswa dapat berselancar di internet untuk mencari sendiri informasi-informasi yang dibutuhkan dan sesuai dengan pelajarannya.

Yang terakhir,  selain membantu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tentang penggunaan sistem teknologi dalam pembelajaran jarak jauh, literasi TIK juga dapat meningkatkan aspek social dan etika dalam penggunaan teknologi. Selain mendapat informasi-informasi dari guru dan internet, siswa yang memiliki literasi TIK tinggi jugan akan mampu memperoleh informasi-informasi dari teman-temannya secara mudah. Dengan memanfaatkan teknologi yang ada mereka akan mampu melakukan diskusi antar siswa dengan siswa lainnya walaupun berbeda tempat. Tentu saja hal tersebut akan mendukung tercapainya efektifitas proses pembelajaran secara daring.

Dari berbagai penjelasan peran literasi TIK diatas menunjukkan bahwa dalam pembelajaran daring selama masa pandemi ini literasi dangat berperan penting guna menunjang pembelajaran. Siswa dan pengajar yang memiliki literasi TIK tinggi akan memanfaatkan segala teknologi yang ada disekitar mereka guna melakukan proses pembelajaran daring, semakin tinggi literasi TIK yang dimiliki maka semakin tinggi pula manfaat yang dapat diambil dari sebuah teknologi. Jika hal tersebut terjadi maka pembelajaran jarak jauh bisa terlaksana dengan baik, mulai dari proses pembelajaran, penugasan, penilaian sampai proses interaksi dan kolaborasi diantara pengajar dan pembelajar. Lebih dari itu, literasi TIK pun akan membentuk pribadi pengajar dan pembelajar yang bertanggung jawab ketika menggunakan teknologi, seerta mengedepankan etika dalam interaski, komunikasi, dan kolaborasi selama proses pembelajaran jarak jauh.


G. Kesimpulan

Adanya virus covid-19 pada tahun 2020 memberikan dampak yang luar biasa hampir pada semua bidang, salah satunya pada bidang pendidikan. Sesuai dengan instruksi pemerintah, semua jenjang Pendidikan wajib melaksanakan pembelajaran secara daring (dalam jaringan). Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang menggunakan jaringan internet dengan aksesibilitas, konektivitas, fleksibilitas, dan kemampuan untuk memunculkan berbagai jenis interaksi pembelajaran. Ada 3 faktor utama penentu keberhasilan pembelajaran dalam jaringan, yaitu pengajar, siswa dan media pembelajaran. Pada pembelajaran daring Teknologi informasi dan komunikasi merupakan salah satu hal yang memiliki peranan terpenting dalam membantu proses pembelajaran daring. Oleh karena itu pengetahuan dan kemampuan dalam mengoperasikan teknologi adalah hal yang paling dasar yang mendorong dalam menciptkan lingkungan pembelajaran dalam jaringan yang efektif. Siswa dan pengajar yang memiliki literasi TIK tinggi akan memanfaatkan segala teknologi yang ada disekitar mereka guna melakukan proses pembelajaran daring, semakin tinggi literasi TIK yang dimiliki maka semakin tinggi pula manfaat yang dapat diambil dari sebuah teknologi. Jika hal tersebut terjadi maka pembelajaran jarak jauh bisa terlaksana dengan baik,


Daftar Pustaka

Astini, Ni Komag Suni, Pentingnya Literasi Teknologi Informasi Dan Komunikasi Bagi Guru Sekolah Dasar Untuk Menyiapkan Generasi Milenial, 2013:113-120

Education, I. S. for T. in. (2016). ISTE standards teachers. International Society for Technology in Education. [online]. dalam: http://www.iste.org/standards/ISTE-standards/standards-forteachers.pdf.

Fariyatul, Eni F., Teknologi, Informasi, Dan Komunikasi (Prinsip Dan Aplikasi Dalam Studi Pemikiran Islam), (Sidoarjo: Umsida Press, 2017).

Hasanah, dkk., Analisis Aktivitas Belajar Daring Mahasiswa Pada Pandemi COVID-19, Jurnal Pendidikan, 2020 1(01).

Irianta, Yosana, Literasi Media, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2009).

Juditha, Christiany, Tingkat Literasi Teknologi Informasi Komunikasi Masyarakat Kota Makassar, 2011. 

Latip, Abdul, Peran Literasi Teknologi Informasi Dan Komunikasi Pada Pembelajaran Jarak Jauh Di Masa Pandemi Covid-19, Jurnal Edukasi dan Teknologi, 2020, 1(2):107-115.

Lussy Dwiutami Wahyuni & Evita, (2008), Survei Tinqkat Literasi Mahasiswa Terhadao Media Dan Informasi. [online] dalam: http://lussysf.multiply.com.

Munir, Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, (Bandung: Alfabeta.2009).

Sadikin , Ali, dkk., Pembelajaran Daring di Tengah Wabah Covid-19, Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi, 2020, 6(02):215-224.

Saleh, Baso, Information and Communication Technology (ICT) Literacy of Community in Mamminasata Region, Jurnal Pekommas, 2015 18(03):

Santoso, A., dan Lestari, S. The Roles of Technology Literacy and Technology Integration to Improve Students’ Teaching Competencies. Jurnal KnE Social Sciences, 2019; 3(11): 243-256.

Triwibowo, W. (2020, April.23). Gagap 3 Aspek Vital: kuliah online di tengah Covid-19 bisa perparah gap akses pembelajaran bermutu bagi mahasiswa miskin. [online]. dalam: https://theconversation.com


Belum ada Komentar untuk "PENTINGNYA LITERASI TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PADA PEMBELAJARAN DARING DI MASA PANDEMI COVID-19"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel