Implementasi ICT Di Masyarakat Urban Dalam Masa Pandemic Covid-19
Amala Bilqis Ahmad 19170036
Aulya Zahwatun Nisa 19170060
Intan Nurhasana 19170046
Nur Mazidah Nafala 19170048
Tiara Nita Rozanah R. 19170044
Mahasiswa Fakultas Tarbiyah Manajemen Pendidikan Islam
UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
Abstrak
Penggunaan ICT di tengah masa pandemi ini seolah-olah menjadi jalan utama agar kegiatan sehari-hari masyarakat tetap berjalan lancar. Pastinya tidak begitu mudah mengubah kebiasaan hidup yang sudah terbiasa melakukan aktifitas dengan bertatap muka langsung menjadi beraktifitas jarak jauh dan terbatas melalui sistem online. Mengenai kenyataan inilah, sangat penting dan menarik untuk mengetahui bagaimana campur tangan penerapan teknologi (ICT) beserta macam tantangan masyarkat urban agar bisa lebih melek teknologi. Dan bagaimana solusi tepat yang harus dilakukan masyarakat urban demi kelangsungan aktifitas mereka agar tetap sanggup cakap dan tanggap serta berdiri tegak dibawah tekanan pandemi yang sangat menghambat perkembangan mental (psikologis), kreatifitas, produktifitas terutama dalam bidang ekonomi, pendidikan, sosial dan budaya.
Kata kunci : implementasi, teknologi, urban.
Pendahuluan
Berada pada era globalisasi saat ini, tidak bisa dipungkiri peran dan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi atau ICT (information and communication technology) sangat besar dalam segala hal, salah satunya meliputi kegunaannya sebagai sarana untuk membantu dan mempermudah kehidupan sehari-hari. Terlebih pada masa pandemi covid-19 ini, sudah saatnya kita untuk bertransformasi mengikuti perubahan yang bisa dibilang terjadi secara mendadak (Roni Hamdani & Priatna, 2020).
Dampaknya yang begitu luar biasa pada kehidupan manusia secara global membuat aktivitas normal hampir bisa dipastikan terjadi banyak perubahan pada sektor kehidupan (Andhini, 2017). Hal ini juga terjadi dibanyak tempat termasuk di kota-kota besar hingga di pelosok desa. Menghadapi keadaan ini, kita harus selalu berupaya untuk bisa beraktivitas normal dengan tetap mengikuti aturan pemerintah yang membatasi akses tatap muka langsung. Keterlibatan ICT menjadi sangat familiar sebagai penunjang kelancaran sistem WFH (work from home) dan daring (belajar online) (Purwanto et al., 2020). ICT menjadi solusi untuk masalah penanganan dan akses berbagai sumber informasi dan kebutuhan yang dapat diandalkan terlebih pada masyarakat urban .
ICT memfasilitasi sarana untuk kelancaran berkomunikasi jarak jauh, pengembangan ekonomi, keefektifan belajar online (daring), promosi pariwisata, pengembangan sosial budaya dan masih banyak lagi. Mengatasi problematika pandemi ini, ICT mampu membantu meningkatkan ketidakmungkinan menjadi sangat mungkin terjadi dengan lancarnya penanganan dan pemantauan melaluinya. Maka dari itu, pentingnya menyegerakan diri untuk segera beradaptasi pada kemajuan teknologi ini sangat dibutuhkan. Sehingga segala aktivitas bisa dengan mudah di handle melalui kecanggihan teknologi.
Pembahasan
Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi pada masyarakat di tengah masa pandemi mengalami kemajuan yang cukup pesat. Ya, tentu saja ini semua tidak dapat dipungkiri karena desakan keadaan yang mengharuskan kita, khususnya masyarakat urban yang identik dengan kesibukan yang banyak melibatkan interaksi antar manusia, dan untuk saat ini interaksi tersebut yang sangat dihindari. Oleh karenanya, agar kegiatan ekonomi, pendidikan, sosial, dan lain-lain tetap berjalan lancar, pemanfaaatan teknologi informasi dan komunikasi lah jalan terangnya. Seperti yang saat ini kita ketahui, ada beberapa bentuk implementasinya. Dalam keadaan sehari-hari saja misalnya order makanan secara daring bisa dilakukan. Karena kebutuhan, masyarakat yang dianjurkan untuk “di rumah saja” bisa memanfaatkan aplikasi ojek online untuk memenuhi banyak kebutuhannya. Diantaranya mereka menyediakan jasa order makanan, order kebutuhan rumah tangga, dan masih banyak lagi.
Dalam sektor pendidikan, teknologi informasi dan komunikasi sedikit banyak memberi perubahan yang cukup signifikan. Berdasarkan data dari Kemendikbud Tahun 2020 bahwa banyaknya siswa yang terdampak covid 19 sehingga mengharuskan mereka belajar di rumah yaitu sebanyak, Sekolah Dasar dan Sederajat sebanyak : 28, 6 Juta, Sekolah Menengah Pertama dan Sederajat sebanyak : 13, 1 Juta, Sekolah Menengah Atas dan Sederajat sebanyak : 11,3 Juta, dan Pendidikan Tinggi sebanyak : 6,3 Juta (Kemendikbud, 2020) . Banyak hal krusial yang harus diambil langkahnya oleh sekolah di tengah pandemi. Pandemi ini telah mendorong percepatan penerapan teknologi dalam dunia pendidikan, dan dengan pesatnya perkembangan TIK mendorong berbagai stakeholder untuk memanfaatkan sistem Elearning mulai dari yang sederhana sampai yang kompleks untuk meningkatkan efektifitas dan efesiensi penggunaannya dalam pendidikan.
Dalam sektor perekonomian tak kalah menarik. Kebutuhan masyarakat yang terus dan harus berlanjut serta terpenuhi tidak dapat dihentikan dengan adanya pandemi ini. Perubahan yang cukup terlihat adalah transaksi online atau jual beli secara daring melalui jejaring sosial. Hal ini tentu menjadi solusi agar perputaran roda ekonomi di masa adaptasi kebiasaan baru tetap terhidupi. Namun, menurut Plt. Direktur Ekonomi Digital, Ditjen Aplikasi Informatika Kemenkominfo RI, Dr. I Nyoman Adhiarna (dilansir dari Liputan6.com, 30 Juli 2020, Teknologi Digital Jadi Penopang Berjalannya Perekonomian dan Pendidikan di Masa Pandemi) mengatakan bahwa progres informasi digital untuk saat ini sudah banyak yang dilakukan, tetapi itu belum cukup, karena di sektor ekonomi ada 63 juta UMKM dan 28 juta badan usaha dan yang terkonfirmasi baru 7% nya. Ini berati masyarakat kita harus mampu beradaptasi dengan model transaksi digital (Liputan6.com, 2020). Tidak hanya pada transaksi jual beli, teknologi informasi dan komunikasi juga digunakan oleh masyarakat untuk dapat WFH (Work From Home) dengan melakukan rapat, meeting, secara virtual untuk membahas pekerjaan kantor.
Kemudian untuk sektor sosial dan budaya, tentu saja banyak mengalami perubahan atau biasa disebut dengan adaptasi kebiasaan baru. Masyarakat kita yang menghabiskan banyak waktu dirumah dan bersama keluarga tentu saja tidak akan kehabisan ide untuk berkreasi dan bereksplorasi dengan kegiatan-kegiatan baru untuk mengisi waktu luang mereka. Masyarakat banyak melakukan hobi baru seperti memasak, menggambar, dan lain-lain dengan belajar melalui media sosial.
Para Content Creator atau Influencer (tidak hanya dalam negeri, namun juga manca Negara) tidak berhenti berkreasi dan mengedukasi masyarakat dengan melakukan hal-hal positif seperti hobi tersebut terhadap masyarakat lewat jejaring sosial yang semakin marak mudah diakses belakangan ini. Selain itu, istilah mental health belakangan sering muncul di masa pandemi ini. dilansir dari detikhealth.com, PBB menyatakan bahwa saat ini dunia menghadapi krisis kesehatan mental karena pandemi (DetikHealth.com., n.d.). Namun tentu saja banyak solusi yang dapat dilakukan untuk menghadapinya dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi seperti dengan latihan, terapi, yoga, atau mindfulness dari rumah. Caranya adalah tentu saja dengan melihat video-video tutorialnya di jejaring sosial yang tentu saja sangat mudah di akses.
Tantangan
Meluasnya penyebaran virus Covid-19 di Indonesia menyebabkan Pemerintah menghimbau seluruh masyarakat untuk melakukan social distancing dan physical distancing. Sehingga dengan adanya himbauan ini mengharuskan kita untuk melakukan WFH(Work For Home).
Dengan adanya himbauan ini masyarakat terpaksa untuk mengunakan ICT dalam kehidupan sehari-hari. Namun pada kenyataannya masih banyak masyarakat yang yang belum dapat menggunakan secara maksimal. Hal ini dikarenakan masih banyaknya masyarakat yang belum terbiasa menggunakan ICT dalam kehidupan sehari-hari, hal ini menjadi sebuah tantangan bagi seluruh masyarakat.
Selain itu hal ini juga berdampak pada aspek Pendidikan, sehingga kemudian muncul kebijakan untuk mengoptimalkan e-learning atau sistem pembelajaran jarak jauh dengan memanfaatkan media daring dan teknologi informasi. Untuk menunjang pembelajaran dari rumah maka dibutuhkan penerapan ICT didalamnya. Namun jika di tinjau lagi, penerapan ICT dalam proses pembelajaran memiliki beberapa tantangan atau hambatan sebagai berikut:
Salah satu tantangan yang dihadapi adalah Sumber Daya Manusia yang meliputi kemampuan guru dan juga murid dalam pengoperasian dan pemanfaatan sistem yang ada. Tidak banyak guru yang terbiasa menggunakan computer, dan juga terhadap siswa didik Sekolah Dasar yang belum paham betul terhadap penggunaan aplikasi atau system yang disiapkan untuk proses pembelajaran. Tantangan lain dalam hal SDM adalah kemampuan teknisi dalam melakukan pemantauan dan pemeliharaan sistem. seorang teknisi seharusnya tidak hanya berperan sebagai operator, tetapi juga dapat berperan sebagai administrator. Hal ini harus dicapai agar sistem layanan digital learning benar-benar dapat berjalan secara mandiri, tanpa mengandalkan tenaga ahli dari luar.
Tantangan lain yang dihadapi oleh guru maupun peserta didik pada proses belajar mengajar di rumah adalah mereka dipaksa melakukan pembelajaran jarak jauh tanpa sarana dan prasarana yang memadai di rumah. Fasilitas ini sangat penting untuk kelancaran proses belajar mengajar, untuk pembelajaran online di rumahnya seharusnya disediakan dulu fasilitasnya seperti laptop, komputer ataupun hand phone yang akan memudahkan guru dan peserta didik dalam proses belajar mengajar online. Walaupun tinggal di kawasan perkotaan tidak menutup kemungkinan bagi guru maupun peserta didik kekurangan fasilitas untuk pembelajaran.
Selain itu, dalam aspek biaya. Karena pembelajaran dilakukan secara daring, otomatis biaya guru dan juga murid dalam pembelian kuota melonjak. Walaupun metode pembelajaran dari tidak asing bagi beberapa sekolah ataupun perguruan tinggi, namun pada masa pandemic ini meratakan semua sekolah dan perguruan tinggi untuk melakukan pembelajaran secara daring sehingga beberapa murid dapat saja kaget dengan penggunaan kuota yang lebih banyak.
Tantangan yang paling susah adalah kepala sekolah dituntut untuk membuat keputusan cepat dalam merespon surat edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang mengharuskan sekolah untuk memberlakukan pembelajaran dari rumah. Pendidik merasa kaget karena harus mengubah sistem, silabus dan proses belajar secara cepat. Siswa terbata-bata karena mendapat tumpukan tugas selama belajar dari rumah. Sementara, orang tua murid merasa stress ketika mendampingi proses pembelajaran dengan tugas-tugas, di samping harus memikirkan keberlangsungan hidup dan pekerjaan masing-masing di tengah krisis.
Solusi
Wabah Covid-19 telah memaksa Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mempercepat transformasi digital. Tantangan pertama yang perlu diselesaikan adalah soal konektivitas karena pandemi membuat masyarakat bekerja, sekolah, dan beribadah di rumah. Pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini telah membawa dampak pada terbatasnya pergerakan manusia akibat social distancing dan physical distancing, menjadikan teknologi informasi memiliki peranan yang sangat penting, sekaligus sebagai solusi untuk mengatasi pembatasan tersebut, diantaranya dalam urusan pemerintahan, pendidikan, bisnis, ekonomi, kesehatan, bahkan urusan agama dan ibadah.
Selanjutnya, harus ada peningkatkan sumber daya manusia (SDM). Baik masyarakat maupun pemerintah, mau tidak mau, wajib beradaptasi dengan kebiasaan serta berinteraksi dengan cara baru, yakni menggunakan teknologi.
Dalam kondisi PSBB inilah masyarakat membutuhkan solusi agar tetap bisa menjalankan aktivitasnya tanpa melanggar kebijakan yang telah diambil oleh pemerintah. Di sinilah peran ICT dan layanan smart city diharapkan mampu menjadi jalan keluar. Ketika pemberlakuan PSBB, segala kebutuhan masyarakat harus dilakukan tanpa keluar rumah, tentu saja ini membutuhkan solusi ICT yang tepat. Bagi para pekerja, kebijakan work from home menjawab kebutuhan tetap bekerja walaupun tak bisa ke kantor, begitu pula dengan para siswa yang harus belajar secara daring agar ketidak hadiran di sekolah tidak membuat mereka kehilangan kesempatan belajar. Sementara pemerintah membutuhkan saluran yang tepat untuk memberikan informasi bagi masyarakat. Semua kebutuhan tersebut pada dasarnya adalah persoalan komunikasi dan dapat terpenuhi dengan ketersediaan internet (Kominfo, n.d.).
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika, Semuel Abrijani Pangerapan mengaku jika pemerintah sudah memiliki Peraturan Presiden (Perpres) tentang Sistem Pemerintah Berbasis Elektronik (SPBE) dan regulasi terkait transformasi digital lainnya. Ia juga menyebut akan menyediakan aplikasi untuk bisa digunakan kementerian dan lembaga untuk melakukan komunikasi. Menurutnya, pemerintah sudah memiliki sistem berbasis elektronik tetapi belum terintegrasi secara efektif (ilham akbar habibie, 2020).
Pada kesempatan yang sama, Chief Business Officer PT Indosat Ooredoo Tbk, Bayu Hanantasena, mengaku terus berusaha untuk saling bahu-membahu bersama dengan masyarakat dan pelaku usaha di Indonesia dalam menghadapi situasi menantang di tengah pandemi. Ia pun menghadirkan solusi smart city, hybrid cloud, dan big data dalam upaya menekan angka penyebaran Virus Covid-19. Indosat bermitra dengan Qlue dan Alibaba Cloud untuk menjalankan program ini.
Solusi smart city hadir agar pemerintah kota bisa memantau pergerakan dan aktivitas masyarakat terkait dengan protokol kesehatan, seperti kewajiban memakai masker, pemeriksaan suhu tubuh, pemantauan kapasitas gedung, dan penggunaan transportasi.
Lalu, solusi hybrid cloud akan digunakan di berbagai sektor, termasuk layanan publik untuk meningkatkan efisiensi operasional. Hybrid cloud merupakan solusi infrastruktur ICT yang digunakan untuk efisiensi dalam proses dan pengelolaan data. Contohnya, untuk pemrosesan data secara terpusat pada pemerintah kota, yang akan mempermudah dalam melakukan analisa data serta bertujuan untuk mengimplementasikan Artificial Intelligence (AI) untuk mempercepat pengambilan keputusan.
Kemudian, teknologi big data dapat digunakan pemerintah kota dalam pengambilan keputusan secara cepat dan akurat. Penggunaan teknologi ini akan memudahkan proses analisa data, seperti arus lalu lintas dan kegiatan ekonomi sebuah kota.
Dengan diterapkannya teknologi informasi dapat memberikan efisiensi waktu dan biaya serta tenaga, dan tanpa disadari bahwa kehidupan manusia saat ini telah memiliki ketergantungan terhadap teknologi informasi ini. Pemanfaatan teknologi informasi di tengah pandemi Covid-19 tersebut, diantaranya di bidang pendidikan, yakni dengan mengadakan Class On-line, kemudian di bidang pemerintahan dengan penyebarluasan informasi melalui website, sarana komunikasi melalui video conference. Selain, itu di bidang bisnis dengan sistem e-commerce, bidang sosial melalui media hiburan dan komunikasi serta social media, serta di bidang kesehatan, untuk tujuan mapping dan tracking data persebaran Covid-19 (Setda.pringsewukab.go.id, 2020).
Melalui video conference dapat meminimalisir biaya pelaksanaan kegiatan seperti untuk biaya transportasi, akomodasi, penginapan, dan lainnya. Dikatakan, kegiatan dengan memanfaatkan teknologi video conference diyakini akan banyak dilakukan oleh pemerintah nantinya.
Dalam kondisi seperti saat ini, semua membutuhkan internet, dan internet juga membutuhkan infrastruktur telekomunikasi. Sehingga untuk menghadapi Covid-19 ini diperlukan regulasi sederhana yang cepat dengan biaya yang wajar, termasuk untuk operator telekomunikasi, agar tidak ada biaya-biaya yang membebani pemerintah daerah. Namun demikian, tanpa adanya operator telekomunikasi, tentunya kita tidak bisa melayani kebutuhan internet untuk bekerja dan sekolah dari rumah.
Penutup
Implementasi teknologi informasi dan komunikasi pada masyarakat di tengah masa pandemi saat ini sangat berperan penting dalam keberlangsungan hidup masyarakat, karena pada masa pandemi saat ini semua orang dituntut untuk meminimalisir tatap muka secara langsung dan mengurangi pertemuan. Pandemi ini membuat banyk hal terhambat contohnya pada sektor pendidikan, perekonomian, sosial budaya. Maka dari itu keterlibatan ICT menjadi sangat familiar sebagai penunjang kelancaran sistem WFH (work from home) dan daring (belajar online). ICT menjadi solusi untuk masalah penanganan dan akses berbagai sumber informasi dan kebutuhan yang dapat diandalkan terlebih pada masyarakat urban. ICT memfasilitasi sarana untuk kelancaran berkomunikasi jarak jauh, pengembangan ekonomi, keefektifan belajar online (daring), promosi pariwisata, pengembangan sosial budaya dan masih banyak lagi.
Daftar Pustaka
Andhini, N. F. (2017). Pengembagan Ekonomi Kreatif. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
DetikHealth.com. (n.d.). Kesehatan mental di masa pandemi.
ilham akbar habibie. (2020). Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional. Dewan TIK Nasional.
Kominfo. (n.d.). Wabah Covid-19 Jadi Pembuka Jalan untuk Smart city.
Liputan6.com. (2020). Teknologi Digital Jadi Penopang Berjalannya Perekonomian dan Pendidikan di Masa Pandemi. Liputan6.com. https://doi.org/https://www.liputan6.com/lifestyle/read/4314395/teknologi-digital-jadi-penopang-berjalannya-perekonomian-dan-pendidikan-di-masa-pandemi
Purwanto, A., Pramono, R., Asbari, M., Santoso, P. B., Wijayanti, L. M., Choi, C. H., & Putri, R. S. (2020). Studi Eksploratif Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap Proses Pembelajaran Online di Sekolah Dasar. EduPsyCouns: Journal of Education, Psychology and Counseling, 2(1), 1–12.
Roni Hamdani, A., & Priatna, A. (2020). Efektifitas Implementasi Pembelajaran Daring (Full Online) Dimasa Pandemi Covid- 19 Pada Jenjang Sekolah Dasar Di Kabupaten Subang. Didaktik : Jurnal Ilmiah PGSD STKIP Subang, 6(1), 1–9. https://doi.org/10.36989/didaktik.v6i1.120
Setda.pringsewukab.go.id. (2020). Teknologi Informasi Sebagai Solusi di Masa Pandemi Covid-19.
Belum ada Komentar untuk "Implementasi ICT Di Masyarakat Urban Dalam Masa Pandemic Covid-19"
Posting Komentar