DINAMIKA PEMBELAJARAN DARING DI TENGAH PANDEMI COVID-19
Oleh: Rozanatul Masitoh
Program Studi Manajemen Pendidikan Islam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
Jl. Gajayana No.50, Dinoyo, Kec. Lowokwaru, Kota Malang
ABSTRAK
Pandemi COVID-19 memaksa kebijakan social distancing untuk mengurangi penyebaran virus corona, kementrian pendidikan dan kebudayaan merespon dengan mengambil kebijakan pembelajaran daring. Kepala sekolah dituntut untuk mengambil keputusan cepat dalam merespon surat edaran menteri pendidikan dan kebudayaan. Tenaga pendidik merasa kaget karena harus mengubah sistem, silabus dan proses belajar secara cepat. Peserta didik terbata-bata karena mendapat tumpukan tugas selama pembelajaran dengan daring. Sementara orang tua peserta didik merasa kebingungan ketika harus membagi waktu antara pekerjaan rumah dan mendampingi proses pembelajaran. Belum lagi terkait sarana dan prasaran yang harus disediakan selama pembelajaran daring, seperti ponsel, paket data internet, dan tentunya jaringan internet yang stabil. Jadi, kendala-kendala tersebut menjadi catatan penting dari dunia pendidikan yang harus mengejar pembelajaran daring secara cepat.
Kata kunci: Pendidikan, daring, kendala
PENDAHULUAN
Pembelajaran sejatinya dilakukan melalui interaksi pendidik dengan peserta diidk dalam suasana lingkungan belajar. Tujuan pembelajaran ini merupakan pendampingan yang dilakukan pendidik untuk menyampaikan ilmu kepada peserta didik. Oleh karena itu, secara sederhana pembelajaran dapat dimaknai sebagai suatu proses pencerahan yang dilakukan pendidik untuk membantu peserta didik mendapatkan pembelajaran dan mampu memahami bahan pembelajaran yang diberikan. Indonesia merupakan salah satu negara yang terdampak wabah yang mengharuskan social distancing sebagai kebijakan untuk memutus rantai penyebaran virus corona yang berdampak pada pengubahan sistem pembelajaran. Seluruh dunia disibukkan dengan pencegahan penularan Covid-19 sehingga diterapkan penghentian seluruh aktivitas di luar rumah dan perkantoran termasuk sekolah ditutup untuk sementara.
Merebaknya kasus pandemi virus corona sejak Desember 2019 hingga saat ini mengharuskan peserta didik melakukan semua kegiatan proses belajar mengajar di rumah. Hal ini sangat perlu dilakukan karena untuk mengurangi kontak fisik secara massal sehingga dapat memutus rantai penyebaran COVID-19. Kebijakan yang diambil pemerintah untuk mengisi proses kegiatan belajar mengajar yang harus diselesaikan pada tahun ini yaitu pembelajaran dilakukan melalui pembelajaran jarak jauh dengan media daring. Salah satu model pembelajaran yang adaptif dengan situasi pandemi ini adalah pembelajaran daring karena dilakukan tatap muka jarak jauh antara pendidik dengan peserta didik. Media online atau daring dirasa solusi paling tepat dan efektif untuk mencegah penyebaran COVID-19 di lingkungan pendidikan. Tidak perlu dilakukan secara tatap muka guru cukup memberikan materi dan soal kepada peserta didik yang dikirim melalui ponsel atau laptop. Kemudian peserta didik mengerjakan dan jika sudah selesai cukup dikirim kembali kepada guru. Sejak berjalan beberapa minggu pembelajaran daring secara umum berjalan lancar, seiring berjalannya waktu mulai muncul banyak masalah. Mulai dari kuota, jaringan internet dan tugas dari guru yang terlalu banyak. Namun dalam keadaan yang seperti ini tentu tidak dibenarkan juga jika serta merta menyalahkan guru. Dalam situasi darurat, guru dituntut harus bertindak cepat agar pembelajaran tetap berjalan dengan efektif. Para guru, murid, dan semua masyarakat yang berada di dalam lingkungan pendidikan layak mendapatkan apresiasi, karena dalam pembelajaran daring ini mereka dapat beradaptasi dengan cepat. Namun semua pihak perlu dan harus tetap melakukan evaluasi terhadap pembelajaran daring agar tujuan dapat tercapai dengan optimal.
PEMBAHASAN
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bapak Nadiem Makarim mengeluarkan surat edaran Nomor 3 Tahun 2020 terkait pencegahan penyebaran COVID-19 di sektor pendidikan. Himbauan kepada seluruh pemangku kepentingan pendidikan untuk melakukan langkah- langkah pencegahan penyebaran virus corona. Salah satu kebijakannya adalah melakukan proses belajar-mengajar menggunakan metode pembelajaran daring. Dengan adanya kebijakan tersebut sadar atau tidak new normal life telah diterapkan. Perubahan pembelajaran dari tatap muka dalam ruang kelas beralih menggunakan metode pembelajaran daring. Perubahan tersebut bukanlah hal yang sederhana. Pembelajaran daring telah menimbulkan banyak dinamika pendidikan yang begitu cepat, juga terkesan membingungkan bagi pihak yang terkait mulai dari guru, siswa, hingga orang tua. Disebabkan adanya keterbatasan sarana prasarana, biaya dll.
Adapun dinamika pembelajaran daring antara lain :
1. Guru
Tidak semua guru itu melek teknologi terutama guru yang lahir sebelum tahun 80-an. Dimana pada masa itu penggunaan teknologi belum terlalu diterapkan. Mereka juga kurang terlatih untuk menggunakan teknologi digital dalam proses pembelajaran daring. Seperti e-learning, google classroom, google meet, zoom dan lain-lain. Jika diamati pembelajaran daring yang sudah berjalan beberapa bulan ini model pembelajaran yang diterapkan terlihat kurang variatif, ada yang kurang menarik, terlalu mudah, tidak jarang juga terlalu sulit dan kesannya monoton. Beberapa guru hanya memberikan materi dan tugas saja disetiap pertemuan tanpa menjelaskannya kepada murid. Hal-hal tersebut yang mengakibatkan murid sulit untuk mengembangkan pemikiran analisis seperti tuntutan dalam kurikulum. Jadi bisa dikatakan pembelajaran daring belum optimal sesuai dengan yang diharapkan. Ini disebabkan ketidaksempurnaan dalam penguasaan sara pembelajaran daring. Guru harus melakukan persiapan yang matang seperti menyusun modul atau membuat video kreatif. Alangkah baiknya jika pembelajaran dibuat variatif, misalkan pertemuan pertama dan kedua pemberian dan penjelasan materi kemudian pertemuan ketiga diberikan tugas. Diberikan juga konten-konten yang menarik seperti video-video yang sesuai dengan materi namun tetap terkesan menyenangkan. Dengan video kreatif, murid akan lebih mudah memahami materi sebelum mengerjakan tugas yang akan diberikan oleh guru, sehingga murid tidak merasa jenuh atau bosan dalam mengikuti pembelajaran daring.
2. Murid
Pembelajaran daring sudah tentu menggunakan teknologi dalam proses pembelajarannya, kepemilikan teknologi juga menjadi masalah tersendiri bagi murid. Umumnya murid yang masih duduk dibangku sekolah dasar dan menengah pertama tidak semua memiliki ponsel ataupun laptop, kalaupun ada itu milik orang tua atau saudara mereka. Hal ini akan mempengaruhi keefektifan proses belajar pada murid karena masing- masing anggota keluarga memiliki kegiatan dan kesibukan sendiri-sendiri dan mereka harus bergantian dalam menggunakan ponsel atau laptop. Kebanyakan murid SD dan SMP tidak terbiasa menggunakan ponsel sebagai sarana pembelajaran, mereka cenderung menggunakan ponsel sebagai alat komunikasi dan bermain saja. Banyak murid yang merasa jenuh ketika harus mengerjakan tugas sendiri dan mereka merasa lebih bersemangat belajar dan mengerjakan tugas bersama teman-temannya di dalam kelas seperti saat pembelajaran dengan tatap muka. Disisi lain juga harus diakui bahwa banyak daerah pelosok yang terkendala dengan sinyal dan koneksi internet yang lemah.
3. Orang Tua
Kemampuan orang tua dalam mendampingi anak belajar itu beragam, namun pembelajaran daring para orang tua dipaksa untuk terlibat langsung dalam kegiatan belajar anak-anaknya yang dilakukan secara daring. Terlebih anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar dan menengah pertama. Berbagai macam tanggapan para orang tua di media sosial terkait pengalaman mereka saat mendampingi anak-anaknya belajar, ada yang berbagi cerita positif namun tidak sedikit juga yang berbagi cerita negatif. Misalnya berbagi ponsel dengan anak, menyediakan paket data, pekerjaan di rumah semakin menumpuk. Terlebih orang tua yang harus bekerja di luar rumah tentu jauh lebih sulit lagi karena harus membagi waktu untuk mendampingi anak belajar online dan juga banyak orang tua yang tidak siap akhirnya sering marah karena anak kesulitan untuk memahami materi yang diberikan oleh guru. Alih-alih dapat mendampingi anak belajar, akan tetapi kondisi dan suasana di rumah justru tidak kondusif.
4. Biaya
Dalam pembelajaran daring kebutuhan yang paling utama adalah penyediaan Hp dan jaringan internet, dan hal tersebut pula yang menjadi permasalahan tersendiri bagi para guru, murid dan juga orang tua. Mengingat harga kuota yang tidak murah dan semakin melonjaknya kebutuhan para murid dan guru untuk membeli kuota agar pembelajaran daring dapat terlaksana. Banyak dari orang tua murid dan guru yang merasa terbebani bahkan merasa tidak sanggup menambah anggaran dalam menyediakan kuota atau jaringan internet. Karena kebanyakan tidak cukup jika hanya mengisi atau membeli satu kali, bisa dua sampai tiga kali hanya dalam satu bulan saja. Terlebih lagi aspek ekonomi yang menjadi salah satu aspek yang sangat terkena dampak dari adanya pandemi virus corona ini.
PENUTUP
Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara guru dan murid dengan menggunakan berbagai sarana dalam pembelajaran. Pembelajaran dilakukan untuk mencapai tujuan perubahan perilaku peserta didik. Dinamika dalam pembelajaran daring berasal dari masyarakat pendidikan itu sendiri, mulai dari pendidik, peserta didik, orang tua, hingga sarana dan prasarana dalam proses pembelajaran daring. Namun pembelajaran daring kemungkinan masih akan dijalani beberapa bulan ke depan, maka dari itu semua pemangku kepentingan dalam bidang pendidikan diharapkan mampu mempersiapkan segala hal dengan semaksimal mungkin. Pembelajaran daring memang menjadi dilema bagi murid, guru dan
juga orang tua, namun di sisi lain kita semua harus menghadapi masa new normal life yang sebentar lagi akan dilewati.
DAFTAR RUJUKAN
Mansyur, Abd, Rahim. 2020. Dampak Covid-19 Terhadap Dinamika Pembelajaran Di Indonesia. Education and Learning Journal, 1(2), 113.
Belum ada Komentar untuk "DINAMIKA PEMBELAJARAN DARING DI TENGAH PANDEMI COVID-19"
Posting Komentar